Surat kepada Rumah

Sebagaimana kita ketahui bersama, telah terjadi aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga muslim kepada 3 gereja. Sebagaimana amanat bu Risma kepada warga Surabaya, untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap lingkungan sekitar kita.

Sesuai dengan anjuran bu Risma, hendaknya tiap-tiap warga Surabaya mengenal dengan baik dan akrab dengan siapapun orang yang ada di lingkungannya. Maka saya membentuk grup ini, bukan bermaksud curiga menganggap njenengan-njenengan ini teroris. Karena dengan keakraban dan guyub. InsyaAlloh kita sudah bertindak preventif, mencegah timbulnya gejala-gejala terorisme.

Apalagi saudara dita(pelaku teror) itu termasuk dalam golongan kaum yang terpelajar. Pribadi yang tertutup dengan tetangga. Hanya bertemu dengan warga yang lain ketika sholat berjamaah. Jarang sekali ngobrol dengan warga lainnya, seusai sholat-dia dan anak-anaknya langsung bablas pulang ke rumah.

Bu Risma menghendaki kita sebagai warga untuk lebih proaktif berbenah. Menjadi pribadi yang terbuka dan ramah dengan lingkungan di sekitarnya. Menciptakan suasana yang guyub di antara sesama warga surabaya. Menjadi katalisator untuk mereka yang berpribadi tertutup. InsyaAlloh bibit-bibit terorisme bisa dicegah dengan sikap saling terbuka terhadap persahabatan, lambat laun tumbuhlah sikap saling berempati di antara warganya. Amin.

Teguran tidak datang kepada ibu saya, ataupun kepada ayah. Seringkali kepada saya. Karena saya yang memiliki intensitas paling tinggi bergumul dengan warga. Ada adik saya, saya masukkan juga ke dalam grup. Karena apa? Sebagai pembelajaran juga bagi adik saya ke depannya, karena ia memiliki pribadi yang terus terang agak apatis dan sedikit tertutup. Apalagi ia juga kelak akan menikah dan berumah tangga. Mau tidak mau akan lepas dari orang tua juga. Dan hidup bermasyarakat.

Tadinya, saya yang cuek-cuek saja dengan njenengan. Karena terus terang saya tidak tertarik berkomunikasi dengan orang yang tidak saya kenal. Apalagi kita punya kesibukan sendiri-sendiri, dengan urusan kita masing-masing. Demi kesehatan akal masyarakat, saya pun harus berubah. Saya harus mengenal njenengan-njenengan karena ini amanat bu Risma, pemimpin kota Surabaya. Dimulai dari rumah, kami dianjurkan berbenah.

Wassalam.

Trez Zhe Liang

Tinggalkan komentar